Kenapa Ucapan Kita Menutup Pintu Rejeki?

Sabtu, 09 Mei 2015

Kenapa ucapan dan kata-kata kita mengakibatkan tertutupnya pintu rejeki dari Tuhan?

Catatan ini saya tulis karena merasa geram ketika banyak orang di sekitar saya yang melakukan pembelaan diri ketika akan menjawab pertanyaan yang susah dijawab dan mengakibatkannya benar-benar menjadi do'a yang diijabah. Sebagai contoh saja, ketika ada orang bertanya "kenapa kamu tidak membeli mobil itu?" lalu dengan nada sumbang kamu menjawab "saya hanya orang miskin, darimana saya mendapatkan uang untuk membeli mobil itu", bagi saya itu adalah do'a yang akan memenjarakan anda sendiri, memangnya siapa yang mengijinkan anda memiliki mobil? memangnya anda harus memiliki uang untuk bisa mempunyai mobil? memangnya status anda sebagai orang miskin benar-benar akan menjadi penghalang ketika anda ingin memiliki sebuah mobil?
Saya jawab IYA jika anda menjawab seperti kata-kata di atas, kenapa? karena kata-kata itu adalah sebuah do'a!

Rejeki itu sudah diatur, kita hanya perlu berusaha dan menyerahkan hasilnya kepada Tuhan (tawakkal), lalu kenapa kita masih mengeluhkan keadaan? apa begitu rendahnya mental kita? Alasan-alasan klasik yang sangat melekat menjadi do'a yang tidak diajarkan, "saya orang miskin", "saya tidak pintar", "saya bukan anak orang kaya", "saya tidak tampan/cantik", dan alasan lain yang lebih menyalahkan keadaan atau anugerah Tuhan yang sudah diberikan kepada kita. Itu tandanya kita tidak beriman dan kita tidak bersyukur.

Pernah saya bertanya kepada seorang ustad, apa yang harus saya lakukan jika saatnya tiba dan saya harus menikah sedangkan saya belum memiliki penghasilan yang mencukupi untuk menjadi seorang kepala rumah tangga? lalu sang ustad menjawab dengan tegas jika perkataan saya adalah sebuah musyrik kecil! sontak saya kaget dan agak sedikit malu. Ustad itu lalu menjelaskan jawabannya, bahwasanya yang memberi rejeki istri dan anak saya nantinya adalah Tuhan, bukan saya! saya hanya menjadi perantara saja, jadi saya tidak boleh merasa rendah diri dengan apa yang saya miliki, dan saya dilarang memenjarakan diri saya sendiri karena keadaan, rasa percaya harus selalu ditanamkan dalam-dalam agar kita menjadi orang yang selalu berfikiran positif.


Apa kelemahan anda saat ini? Pengangguran? Kemiskinan? Penampilan fisik? Kepandaian? Status pendidikan? atau lingkungan? Semua itu bukanlah alasan untuk mengeluh dan menjadikannya kambing hitam akan ketidak mampuan anda. Bacalah kisah-kisah orang sukses dari dunia internet (blogger), baca dari awal jangan hanya membaca kisah ketika mereka sudah sukses saja. Di Indonesia ada Kang Jumanto (kuli bangunan berpenghasilan sekitar 36juta per bulan), Isnaini (penghasilan jutaan dari blog gratisan), Indri Lidiawati (ibu rumah tangga yang mendapatkan dolar dari rumah), Eka Lesmana (Tukang angon bebek lulusan SMP yang berhasil mendapatkan 100juta dari google), mereka para blogger dengan latar belakang yang biasa, mereka bukan seorang programer lulusan Universitas, mereka orang-orang yang percaya bahwa Tuhan selalu memberikan jalan kepada hambanya, Tuhan mengabulkan do'a hambanya, Tuhan itu Maha baik. Di luar negri sana juga banyak kisah tentang orang sukses yang berasal dari latar belakang rakyat jelata, mereka bisa dan kita pun bisa!

Ucapan kita adalah sebuah do'a, maka mulailah berkata dengan kebaikan, jauhkan diri kita dari rasa pesimis, kita bisa kita mampu, kita harus optimis, apapun tujuan dan cita-cita kita, perjuangkan dan serahkan hasilnya kepada Tuhan.

Tulisan saya ini sengaja saya buat untuk saya sendiri dan jika ada pembaca yang bisa mengambil manfaat maka saya sangat bersyukur, maaf jika judul Kenapa Ucapan Kita Menutup Pintu Rejeki? yang saya tulis berbeda dengan isinya, karena pola pikir manusia berbeda-beda. Intinya adalah motivasi untuk saya sendiri di dalam mengarungi dunia offline dan online, juga rasa kecewa kepada orang sekitar yang sudah menjawab pertanyaan dengan do'a yang salah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar